Saya pernah main tebak2an sama teman saya yang bisa sedikit sulap yang memaikan koin lalu HAP!!.. dia menyodorkan dua genggaman tangannya lalu saya disuruh menebak tangan mana yang dalamnya ada koinnya? waktu itu saya yakin (baca:iman) sekali bahwa koin ada di tangan kanannya dan mungkin sangkin yakinnya saya berani taruhannya nyawa deh (bukan gambling untung-untungan lho ya) karena saya tadi melihat saat dia memainkan tangannya kondisi koin terahir ada di tangan kanan. ternyata setelah dibuka.. eeeh.. saya salah bro! koinnya ada di tangan kiri!! ternyata setelah saya tanya "bagaimana mungkin !??..tadi koinnya terakhir terlihat ada di sebelah kanan kok?" dia jawab "Itu kan pengamatan kamu? sebenarnya saya memindahnya ke sebelah kiri beberapa saat sebelum menggenggam, jadi pada awalnya koin saya condongkan lebih sering di sebelah kanan agar kamu menyangka akan di genggam disitu, ternyata dengan teknik yang samar dan tidak kamu sadari saya sudah memindahkannya ke sebelah kiri"
Ini dia perumpamaan keyakinan kita selama ini sebenarnya bagaimana? setiap orang dengan agamanya masing masing merasa sangat YAKIN (dalam hal ini kata yakin saya samakan dengan IMAN), masing-masing merasa sangat mengimani ajaran agamanya, yakin pasti benar, yakin tentang segala kejadian baik yang dahulu maupun yang akan terjadi yang telah diinformasikan di ajaran agamanya adalah benar-benar kejadian fakta, nyata, realita. Sangkin yakinnya dia sampai berani bertaruh nyawanya bahwa apa yang dia yakini adalah KEBENARAN. Ini banyak lho orang yang seperti ini dari masing-masing pemeluk agama (sama dengan cerita sulap koin saya diatas, ehehe), cuman apakah semua agama itu benar? tidak mungkin.. karena banyak perbedaan di dalamnya.. ya nggak usah jauh-jauh menemukan perbedaan kabar apa yang disampaikan ajarannya dech..tentang Tuhannya saja sudah banyak perbedaan kok, ada yang bilang Tuhannya satu, ada yang tiga, ada yang banyak, ada yang matanya satu, dsb... bahkan ada yang bilang Tuhan itu tidak ada. Dari hal ini pun nggak mungkin kita akan membenarkan semuanya! kita harus pilih salah satu yang benar atau bahkan kita tidak memilih satu pun diantaranya kalo emang semuanya cuman ngaku benar tapi tanpa bukti? ya toh?? (ini saya bicara posisi netral lho, ahaha)
Jadi, apakah dengan orang YAKIN (iman) saja sudah cukup menjamin bahwa dia benar?? belum tentu tidak cukup sampai disitu! karena kebenaran ada bukan pada YAKIN/ tidaknya seseorang, tapi ada di fakta tentang apa yang diYAKINInya. Nah, untuk mengetahui FAKTAnya kita semua perlu pembuktian, bukan hanya YAKIN tapi juga MEMBUKTIKAN. Orang yang punya BUKTI inilah yang tidak hanya disebut YAKIN/ IMAN, tapi selevel lebih atas dari itu yang disebut BERSAKSI.
Orang bersaksi berarti:
1. MENYAKSIKAN SENDIRI tentang Fakta itu atau
2. PUNYA BUKTI KUAT tentang fakta itu yang bersifat PASTI!
hmm..... yeeeaaaahhh.. yaul kan bro hahahaha... YAKIN aja belum cukup bro.. hehehe...