Minggu, 16 September 2018

TURUN GUNUNG

Ibarat sebuah pencarian, sampai puncak tertinggi. Sebuah kebenaran sdh kita temukan, berujung pada HI V. Lalu apa yang kau rasakan? pasti sebuah keadaan bingung dimana segala sesuatu awalnya kita temukan tidak ada, namun ada. Itulah yang disebut ibarot.

Lalu mau kita apakan ini ibarot? Semua hal adalah ibarot, baik semua benda, semua peristiwa, dari dulu sampai kapanpun nanti. Kita seolah nge-Blank sejenak dengan penemuan ini. Sementara kita masih punya hasrat, impian, bahkan hukum alam masih berlaku di diri kita dan alam ini. Kalo nggak makan ya laper. Hahaha

Kita mencoba berfikir, apakah tidak mungkin semua ibarot ini ada yang mengatur? kok semuanya begitu tercetak demikian adanya. Kok saya manusia? kok ada hukum alam? mungkinkah ada yang mengatur? tetap merujuk pada HI V, bahwa benda itu tidak ada.

Otak terus bertanya "mungkin yang mengatur ini bukan benda?", mungkinkah ? Mungkinkah ada dzat yang bukan benda yang mengatur ibarot? menciptakan ibarot? Pertanyaan ini terjawab juga lho. Jawabannya adalah tidak mungkin. Menciptakan adalah proses yang berwaktu, mengatur juga demikian. Apakah masuk di akal sehat, seandainya ada sesuatu / dzat yang bukan benda, namun berwaktu? tidak mungkin.

Dan apakah masuk akal sehat jika ibarot itu diciptakan? sedangkan benda sudah kita temukan sejatinya tidak ada. padahal ibarot itu bukan sejatinya ada, bahkan ibarot itu sejatinya tidak ada namun bisa diibaratkan ada.

Maka jangan berandai-andai ada Sang Pencipta di luar sana yang dengan cara mekanik mengatur semesta. Saat keyakinan ini menyeruak, biasanya langsung tudingan atheist mengemuka. Padahal beda lho, orang yang paham ini dengan atheist. Atheist tidak percaya Tuhan namun percaya bahwa benda / di level energi sejatinya ada. Ini bener-bener beda. Unik. Hehehe

Seolah seorang pendaki yang telah sampai pada puncak gunung menemukan ibarot, kita turun gunung dalam keadaan bengong. Hampir tak percaya apa yang telah kita temukan diatas sana, rupanya ketiadaan yang selanjutnya mewujudkan sesuatu yang bernama ibarot.

Dalam perjalanan turun gunung ini sesekali juga merasakann kebebasan sebagai subjek, saat ditanya oleh diri sendiri "lantas mau apa sekarang?", jawabannya adalah kebebasan yang tanpa batas. Bagaimana tidak, segalanya adaah ibarot, mau berpikir, berperasaan, bertindak apapun, kau bebas. No rules, tidak ada hukum perintah larangan seperti apa yang kita duga sebelumnya.

Namun, nyatanya di tengah kebebasan itu kita tidak bisa melepas dari 4 hal:
1. Fitrah sebagai manusia dengan segala sisinya, alam sadar, alam bawah sadar, seolah kita sudah di design seperti ini. Meskipun sdh kita temukan bahwa tak mungkin ada yang mendesignnya.
2. Kita punya keinginan, meskipun jika kita turuti semua, ada yang berimbas baik, ada yang kurang baik bagi kehidupan kita jika kita terus ngotot memenuhi semua ego.
3. Kita punya hukum alam yang berlaku pada diri kita, kita lapar kalo tidak makan.
4. Kita punya ideal bagaimana dunia ini seharusnya. Nilai luhur kehidupan, yang mutlak tidak bisa dibantah hati kita.

Kita berhenti sejenak setelah turun gunung, memikirkan bagaimana kita mau menjalankan kehidupan berikutnya dengan segala fakta yang ada. Seperti lembaran baru kehidupan, bagaikan mau berlayar. Kita berdiri mematung di pinggir pantai, bukan lagi kebenaran atas wujudnya sesuatu benda lagi. Perjalanan pencarianmu telah berakhir, kini bukan lagi saatnya pencarian yang dimaksud di awal dulu. Kini adalah saat berlayar, berkarya, dengan kebebasan nilai yang akan kita bawa, keyakinan apa, siapa yang akan kau perjuangkan, bahkan kebaikan keburukanpun kita yang menentukan sendiri untuk kita pegang.

IBAROT

Selamat datang kembali di blog ini. Lama sekali tidak menyapa saudara semua di blog ini, seolah Hukum Idiot (V) adalah akhir dari pencarian kebenaran, padahal perjalanan hidup belum mulai sama sekali jika disadari.

OK, saudaraku, HI (V) menemukan sebuah kesimpulan bahwa, segala sesuatu itu tidak ada. Persis apa yang ditemukan Ahmad Thoha Faz dalam buku "titik Ba", yaitu segalanya satu, utuh tak terbagi dan sejatinya tidka ada.

HI (V) membawa kita ke sebuah penemuan baru, yaitu sesuatu yang kita sebut IBAROT. Apa itu IBAROT? Segala sesuatu digolongkan menjadi 3, yakni:

1. ADA
2. TIADA
3. IBAROT

Setelah kita sampai pada penemuan HI V, maka timbul pertanyaan jika segala sesuatu itu tidak ada, termaasuk diri kita sendiri, lalu siapakah aku, dan semua benda yang bisa aku lihat, rasakan dan pegang di dunia ini? masak iya sih mau saya sebut tidak ada? Mau disebut Ada, tidak mungkin, tapi mau disebut Tidak ada, wong nyatanya aku merasakannya. Sebenarnya SEMUA HAL ADALAH IBAROT. 

Ibarot adalah mirip saat kita menanyakan kolong meja itu ada atau tidak? mau disebut ada, nyatanya bendanya tidak ada, mau disebut tiada, nyatanya kolong meja itu bisa diukur berapa luasnya. Kita bingung memberi predikat kolong meja itu ada/ tiada karna memang bukan keduanya, melainkan ibarot.

Demikian pula Ruang dan Waktu, yang didefinisikan dalam Hukum IdiOt III dan IV. Ruang dan Waktu adalah Ibarot. 

Waktu bisa diukur, namun itu hanya ilusi. Karna waktu adalah saat. Selalu kita mengibaratkan ada benda lain untuk mengukurnya. Karna, 1 detik adalah saat dimana itu adalah durasi selama 9.192.631.770 kali periode radiasi yang berkaitan dengan transisi dari dua tingkat hyperfine dalam keadaan ground state dari atom cesium-133 pada suhu nol kelvin, alias 1 detik adalah waktu yang dibutuhkan atom caesium untuk bergetar sebesar 9.192.631.770 kali.

Maka sebenarnya kita juga bingung lho mendefinisikan sang waktu itu Ada/ Tiada, karna waktu itu sejatinya adalah bukan keduanya, melainkan ibarot. Waktu bisa disebut ada karna bisa diukur, namun itu jelas-jelas sebuah ilusi karna dengan membandingkan seolah-olah ada atom caesium yang bergetar 9.192.631.770 kali, atau seolah-olah ada detak jarum detik jam yang selanjutnya ada satuan menit, satuan jam, hari dst.

Demikian pula ruang, dalam HI yang diartikan posisi, bukan "space" kekosongan. Ruang adalah ibarot, dimana saat garasi kita yang berukuran pas untuk terisi 1 mobil. Saat kita parkir mobil dalam garasi, kita bingung saat ditanya "Apakah ada ruang di garasi setelah terisi mobil?". Mau bilang ada, nyatanya ruang itu hanya sebuah posisi alias hanya koordinat dalam semesta ini, wujudnya tidak ada. Mau bilang tidak ada, nyatanya ruang itu bisa diukur.

Demikian pula saat kita melihat lingkaran ujung atas gelas. Apakah lingkaran itu ada? mau bilang ada, nyatanya itu hanya efek dari kaca yang melengkung dan bertemu ujungnya. Benda yang bernama lingkarannya mana? Mau dibilang tidak ada, nyatanya lingkaran ujung atas gelas bisa diukur diameternya dsb. Itulah ibarot, bukan ada, bukan tiada, namun bisa diibaratkan ada atau diibaratkan tiada. Demikian pula segala hal, sejatinya merupakan ibarot.

Kamis, 05 Mei 2016

HUKUM IDIOT, silahkan berpetualang!

Hukum IdiOt (1)
"Setiap benda, sekecil apapun pasti terdiri dari berbagai bagian yang menyusunnya menjadi satu"
Joe IdiOt, Agustus 2004

Hukum IdiOt (2)
"Semua benda yang sedang ada mempunyai waktu yang sama yaitu sekarang"
Joe IdiOt, Agustus 2005

Hukum IdiOt (3)
"Keberadaan Ruang adalah ibarat, yaitu posisi yang luasnya tidak terbatas" 
Joe IdiOt, Januari 2007

Hukum IdiOt (4)
"Keberadaan Waktu adalah ibarat, yaitu saat yang tidak berawal dan tidak berakhir"
Joe IdiOt, Januari 2007

Hukum IdiOt (5)
"Suatu benda tidak mungkin ada karena bagian terkecil dari benda itu tidak ada"
Joe IdiOt, Agustus 2015

Rabu, 30 April 2014

APAKAH SAYA AKAN MEMPELAJARI FENOMENA ALAM UNTUK BISA MEMBANTU MENJELASKAN KEBERADAAN TUHAN?

Beberapa ilmuwan menjelaskan Fenomena nabi Musa membelah lautan ternyata fenomena alamiah tanpa peran Tuhan. wekekek.. hayoh..





Jika kita memutuskan untuk mempelajari fenomena alam, mulai dari tubuh sendiri, kehidupan makhluk hidup di bumi ini, struktur alam semesta dan bagaimana alam ini bekerja..maka ada 2 kemungkinan yang akan terjadi, yaitu:



1. Anda semakin jauh dengan penemuan Tuhan
Semakin dalam anda mempelajari alam semesta maka anda akan semakin jelas menemukan sebuah "aturan", sebuah hukum alam yang sangat kompleks dan tertata dengan baik, namun anda juga akan semakin banyak menemukan penyebab dari fenomena alam itu (hukum alam ada sebab - akibat). Sebagai contoh: Yang tadinya orang dulu menganggap bahwa pelangi adalah tempat bermain bidadari... (lagi pada slurukan / prosotan.. yeah.. HOT beby.. wekekekke).. sekarang anda tahu bahwa pelangi adalah fenomena terbiasnya sinar matahari di uap air di udara. Ini baru contoh kecil, masih banyak contoh lain seperti fenomena petir.. dari keyakinan malaikat sedang menghajar setan, JGEEER!!!... jadi fenomena elektrik di angkasa. Maka yang akan terjadi adalah... semakin anda tahu bahwa semua fenomena alam itu ada penyebab dan proses terjadinya.. maka anda semakin mempersempit peran Tuhan (jika sebelumnya telah menduga ada peran Tuhan), maka dimana peran Tuhan???.. semakin sempit semakin tiada, semakin atheist...wekekekek.. Inilah yang banyak dialami oleh ilmuwan yang tadinya theist jadi atheist...




2. Anda semakin dekat dengan penemuan Tuhan
Semakin mengerti begitu sempurna dan detailnya alam semesta, anda akan mengerti bahwa ini adalah BIG PROJECT.. namun jika anda mengetahui hanya sampai tahap itu saja tapi tidak mengetahui sebab alamiahnya, atau masih menemukan misteri besar mengapa sebuah fenomena alam bisa terjadi?... maka biasanya orang akan melemparkan ketidaktahuan (misteri) itu kepada kecurigaan mungkin ada Tuhan dibalik itu. Jadi akhirnya keberadaan Tuhan adalah kesimpulan sementara dari ke Tidak tahuan manusia ttg misteri alam semesta, namun ini sebatas kesimpulan sementara dan kemungkinan (hipotesa), ini tidak bisa disebut kepastian brooooowww.. beroooow.. beroooow mlorod.. hahaha.. Tapi sah sah saja hal ini disebut keyakinan... iman.. tapi sekali lagi .. bukan kesaksian karena keyakinan bisa saja hanya terhadap hipotesa, namun kesaksian (saya bersaksi) itu harus suatu kepastian. Bagi orang orang seperti ini sangat rapuh imannya jika di suatu waktu iptek berkembang dan perlahan satu per satu dapat menjawab mistery alamnya yang selama ini diyakini sebuah peran Tuhan tapi ternyata hanyalah sebuah fenomena alam yang penyababnya juga alam... ngeeek ngooook.. wakakak.


Terus apakah anda masih tertarik untuk mencari Tuhan dengan cara mempelajari fenomena alam??
ATau jangan jangan ente salah satu orang yang ikut geger jika ada kumpulan awan di langit membentuk tulisan Allah / wajah jesus.. lalu ente menyimpulkan bahwa Tuhan itu hoby melukis?.. wekekek
Atau jangan-jangan ente takut mempelajari fenomena alam gara-gara takut keyakinan yg selama ini ada jadi ragu? imannya jadi rapuh?? iman cap apa itu? cap kadaaaaaaaaaaall..

Selasa, 15 April 2014

APAKAH TIDAK MUNGKIN TUKANG BECAK BERTUHAN?

Jika satu satunya jalan untuk mengetahui keberadaan Tuhan adalah harus melalui mempelajari kosmologi, ilmu bumi, biologi kejadian manusia dsb.. nampaknya tukang becak pada nyerah.. wekekekekek... lantas apakah KTP mereka yang mengatakan theist itu semua dobol? alias dusta? apakah mereka mau dianggap atheist karena hanya ikut ikutan tok?? melas nemen caaaak.. Lalu apa yang harus dipelajari manusia jika ingin membuktikan bahwa 1. Tuhan itu ada? atau 2. Tuhan itu Tidak ada? cuman itu pilihan pertanyaannya.. meskipun ada pilihan ketiga yaitu.. "Mbuh bae lah... aku nggak mau berusaha mencarinya.. cari uang aja susah apalagi cari Tuhan".. ooh.. kalo mau cuek, ya itu boleh saja.. sejauh ente nyaman tanpa kepastian sang pencipta..sejauh ente nyaman dengan lingkungan yang rame2 pada beribadah... sejauh ente nyaman dengan lingkungan yang mengaku Tuhan dengan berbagai versinya...saaaaaannntaaai...


Apakah dengan penjelasan singkat seperti di video ini.. apakah sudah cukup memuaskan ?? meskipun yg mbawain dengan cara yang gaaaaaoooool gitu, wekekekke...  apa langsung bisa yakin kita akan Tuhan setelah melihat video itu?? mungkin tukang becak ada yg langsung bilang "ya ya ya.. aku yakin"
apakah keyakinan yg model spt itu disebut KESAKSIAN kalo kita sudah memiliki sikap ZERO start?
APakah ente mau memiliki keyakinan dengan penjelasan sesimpel itu oooh... semudah itukah ente dipengaruhi keyakinannya tentang Tuhan yang serba misterius itu.. wekekekke.. saaaaannntaaai..

Sabtu, 16 November 2013

APAKAH SEMUA ORANG HARUS MENDALAMI BERBAGAI ILMU PENGETAHUAN HANYA UNTUK MENCARI TUHAN?


Jika kita lihat referensi di berbagai situs atheist/theist tentang Tuhan.. wooow.. banyak artikel yang sangat berdasarkan ilmu pengetahuan dan sangat ilmiah dan dalaaaam banget seperti pengetahuan tentang molekuler, atom, ilmu fisika, kimia, ilmu bumi, astronomi dsb yang jika dibaca pun saya sendiri tidak semuanya memahami (maklum saya IPS). haha...

 
Kemudian saya berpikir. apakah semua orang harus mempelajari ilmu-ilmu sedalam ini untuk mencari fakta ini?semakin penasaran sama sang Pencipta memang akhirnya mamaksa kita menyelidiki sedalam itu.. tapi apakah harus mempelajarinya semua, coy?

Apakah mampu otak semua orang untuk mempelajarinya? sementara saya saja tidak sanggup memahaminya.. apalagi para tukang becak ? para pemulung... apakah yang bisa bersaksi atas ADA/ TIADAnya Tuhan itu hanya orang-orang yang ber IQ tinggi? atau hanya yang mengenyam kuliah dulu yang mempelajari ilmu-ilmu itu? angel temen yah... sesusah itukah untuk menemukan kebenaran?...caaak becaaak.. melas temen ente, ahahaha...

 
Apakah dulu saat ibrahim mencari Tuhan dimana iptek juga belum berkembang (menurut versi jaman sekarang) juga harus mendalami berbagai ilmu yang tidak semua orang mampu?...
Tidak adakah cara lain untuk menemukan fakta ini???? yang lebih SIMPLE, FUN.. dan SAAAANNTAAAIII?..selain harus memahami apa itu atom? apa itu big bang?  butuh waktu berapa tahun lagi untuk memahaminya?...jancuuuuk jancccuuuuukk.. haha


Jare tukang becak "atom? makanan apa itu atom? kacang atom? sama nasi putih enak itu" haha..
Saat itu saya tetap optimis bahwa saya akan menemukan jawaban yang tidak sesulit yang saya bayangkan karena jika harus terjun ke dunia iptek yang begitu dalam itu saya jujur MENYERAH.. nggak sanggup, nggak ada energy, nggak ada waktu.... coy

Lha wong kita lagi nyari titik terang dari realita ini kok malah nambah pusing kita dengan ilmu sedalam itu?? ampuun deeeeh... hahaha.. nggak sangguuup.... saya mending milih ngrokok GG DJAJA bareng minum AO sama tukang becak daripada mbahas ilmu bumi dengan mereka! swer!! itu jelas happy dan nyambung secara sosial daripada membuat mereka mumet!haha.. Keep spirit, cari solusi yang simple, keep smile... HIDUP TONGBENANG!! HIDUP GUDANG BARANG!! (guyonnya para tukang becak di Tegal hehe)

Jumat, 15 November 2013

APA YANG HARUS KITA LAKUKAN DI TENGAH2 LINGKUNGAN YANG KEYAKINANNYA HANYA IKUT2AN??..


Tahukah apa yang saya perbuat selama kebingungan mencari Tuhan ini selama 7 tahun namun tetap hidup dalam lingkungan yang pada umumnya menjalani keseharian dengan keyakinan yang sudah menjadi adat tanpa berusaha mempertanyakan bukti sebagai fondasi kuat keyakinannya...? ya akhirnya saya tetap menjalani seperti mereka, menjalani peribadatan seperti lingkungan pada umunya meskipun dengan perasaan aneh karena belum mengetahui jawaban dari semua pertanyaan ini. 

Tahukah mengapa? karena bagi saya pertanyaan ini akan LAMA TERJAWAB dan sekali lagi sikap Bijak tetap saya pertahankan... sedangkan kita hidup tidak hanya melulu mikirin cari Tuhan tapi juga cari duit, cari makaaaan.. mangaaan jooooon... kita juga hidup tidak sendiri, bersosial, dan yang mau mengubur mayat kita tetaplah orang lain di sekitar kita yang fondasi keyakinannya bisa berbeda dengan kita hehehe... Satu pesan saya: Orang lain tidak juga semua peduli tentang perjalanan pencarian Tuhan yang sedang kita jalani, betul? karena kembali lagi keyakinan ini adalah urusan yang sangat indvidual, bahkan privasi. SIKAP BIJAK ini juga termasuk menghargai pendapat dan KEYAKINAN orang lain.. privasi orang lain, termasuk lingkungan kita. SAaannnntaaaiii jooooonnn.... saaannnntaaaiii... 

Pencarian Tuhan ini saya anggap penting bagi saya pribadi, namun belum tentu penting bagi orang lain. Untuk memasuki pemahaman ini memang dibutuhkan keniatan memasuki sisi individual... bahkan urusan ini saya anggap sangat tidak penting dan tidak berpengaruh dalam mencari makaaan, hahaa... Jadi tetaplah keseimbangan bersosial harus tetap dijaga. Saaannntaaaiii jooon..

Lalu bagaimana jika kita punya kewajiban mengajarkan keyakinan kepada junior kita? adik2 kita yang sudah menganggap kita senior dalam berkeyakinan , bahkan jika dia adalah anak kita? bahkan junior yang malahan meminta saran dari kita dalam berkeyakinan? maka pikirlah... kenalilah dulu siapa dia? jika menurut anda orang tersebut siap dan matang untuk memasuki dunia pencarian Tuhan ini silahkan ungkapkan hal ini agar dia juga terbuka, namun.. jika dia bukan orang yang sekiranya belum dapat menerima/ belum siap untuk memikir sedalam/ sejauh ini ya hadapilah dengan bahasa sosial dsn universal. Keep secret laaah.. masak nggak bisa? hahaha.. kata temen saya "hidup ini penuh mistery maka jadilah orang yang misterius"hahhaa... bahkan saya mengajarkan dengan baik ke anak saya tentang agama dan peribadatan yang sudah diturunkan dari famili saya, karena tugas mengetahui hakikat ajaran agama saya rasa bukan prioritas jika dibandingkan dengan tugas kita di kehidupan sosial. Saaaannntaaaii... toh kita juga sama-sama belum tau fakta yang sebenarnya.. saaaannntaii jooon...


Sekali lagi sikap SANNNTAAAIII ini sangat perlu ... jika anda tidak suka orang kolot yang suka ngotot pendapatnya harus diterima, maka janganlah juga kita bersikap kolot di depan dia.. santaaai...  Bedakan, rasakanlah mana urusan individu, dan mana sikap yang baik saat menghadapi orang lain, termasuk keluarga sendiri, pasangan hidup kita sendiri, mereka tetaplah "orang lain" (dalam hal berkeyakinan) yang tidak harus menuruti jalan pikiran anda. betul? hehe...pandai pandailah bersikap wahai para pencari Tuhan.. keep spirit, keep secret... keep social...keep smile...

Memasuki dunia pencarian Fakta ini adalah sebuah pilihan yang tidak semua orang memilihnya, anda sendiri pasti sudah merasakan tidak semua orang lho bisa terbuka, ZERO START, TERTIB AKAL, dan SANTAAAIII.. Guru spirit saya bahkan pernah berpesan "Anggaplah pasangan hidup anda seperti orang lain, maka kualitas hubungan kalian akan meningkat". waw!..